MENYOAL KEBOCORAN DATA WARGA TERKAIT COVID-19

Ilustrasi kebocoran data pasien COVID-19Tambahkan teks

    

    Sekitar tanggal 20 Juni 2020, beberapa portal berita arus utama memberitakan adanya kebocoran data pasien COVID-19, misalnya CNN Indonesia dengan judul “230 Ribu Data Pasien Covid-19 di Indonesia Bocor dan Dijual”. Sontak berita tersebut membuat saya bertanya-tanya “apa hal ini akan berdampak pada pengambilan data di lapangan ke depannya?”

    Dengan membuat skenario sederhana dan mungkin yang terburuk, saya menyimpulkan bahwa secara tidak langsung kejadian ini dapat menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat, walau jalan sampai kejadian turunnya derajat kesehatan masyarakat cukup panjang, tapi ada kemungkinan hal tersebut dapat terjadi.

Skenario dalam pikiran saya seperti ini :

Skenario kebocoran data dapat menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat

    Mula-mula, ketika kabar kebocoran data ini tersebar luas di masyarakat maka, walau dalam skala kecil, akan muncul suatu ketidakpercayaan di masyarakat. Ketidakpercayaan ini timbul tidak lain karena masyarakat berpikir datanya tidak aman. Saat masyarakat mulai tidak percaya, maka merekapun akan enggan memberikan data-datanya, padahal data mereka diperlukan untuk pembuatan kebijakan kesehatan yang berbasis data.

    Kondisi saat masyarakat enggan memberikan data membuat petugas kesehatan yang bertugas mengumpulkan data akan kesulitan untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka yang terjadi adalah data lengkap yang betul-betul menggambarkan kondisi di lapangan akan minim dan membuat kebijakan kesehatan yang dirancang atas dasar data tersebut tidak maksimal.

    Muaranya tentu kebijakan yang tidak maksimal ini manfaatnya tidak akan maksimal juga di masyarakat, sehingga akan terjadi penurunan derajat kesehatan masyarakat. Walaupun terkesan terlalu cepat menyimpulkan, namun skenario terburuk ini tetap saja memiliki potensi untuk terjadi.

Jadi, apa yang harus dilakukan ?

    Menurut saya, titik beratnya kali ini ada di pihak pemerintah, tepatnya pihak-pihak terkait, seperti Kemenkes, Kemkominfo dan Polisi Siber juga barangkali dapat dilibatkan, intinya pihak-pihak yang kiranya berwenang dalam hal keamanan data kesehatan. Kasus ini harus diusut tuntas dan perlu ditunjukkan kepada masyarakat, bahwa pemerintah memberi perhatian serius akan hal ini. Perlunya masyarakat mengetahui hal tersebut adalah untuk menjaga kadar kepercayaan masyarakat tetap baik.

    Dengan mencegah timbulnya ketidakpercayaan di masyarakat, maka akan mencegah rantai yang berujung pada turunnya derajat kesehatan masyarakat terjadi. Saya rasa sangat vital untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat, karena masyarakat yang akan menjadi sumber data sekaligus penikmat kebijakan kesehatan yang dibuat berdasar data tersebut.

***

    Saya terketuk untuk menuliskan ini karena sempat beberapa kali membantu otoritas kesehatan untuk mengumpulkan data masyarakat langsung di lapangan. Saat dahulu belum ada berita kebocoran data seperti ini saja masyarakat sudah agak enggan memberikan datanya, apalagi jika berita ini sudah tersebar luas dan tidak ditanggapi serius oleh pihak yang berwenang. Siklus tersebut, yang ada di atas didasari oleh ketakutan saya.

 

-epidjunior

Komentar