MEMUTUS RANTAI PENULARAN PENYAKIT DENGAN CONTACT TRACING


                Belakangan, selama masa pandemic Covid-19 ini berlangsung, kita sering kali mendengar pejabat atau praktisi kesehatan melontarkan istilah ‘contact tracing’. Lalu, apa itu contact tracing ? dan bagaimana contact tracing dilakukan ? 



Apa itu contact tracing ?

                Bayangkan jika dalam keadaan sulit ini kita hanya menyembuhkan orang yang sakit COVID-19, jumlah pasien terus bertambah, fasilitas kesehatan akan kewalahan dan akhirnya angka kematian meningkat karena banyak yang tidak tertolong. Dari bayangan yang mengerikan itu timbullah suatu solusi untuk menghindarinya, solusi yang lumrah digunakan saat berhadapan dengan penyakit menular, yakni memutus rantai penularan. Memutus rantai penularan sangat sederhana jika dibayangkan, sebatas menghentikan penularan virus pada orang-orang yang sehat, sehingga tidak bertambahnya kasus baru dan akhirnya yang sakit dapat diberikan pertolongan maksimal sehingga lekas sehat, sangat sederahana konsepnya. 

Demi memutus rantai penularan, salah satu alat terbaik yang dimiliki para ahli kesehatan masyarakat adalah menjadi detektif kesehatan : temukan orang yang sakit dan telusuri dengan siapa saja dia pernah kontak. Teknik inilah yang disebut contact tracing atau pelacakan kontak, teknik ini dapat membantu mengendalikan penyakit menular seperti COVID-19. Penggunaan teknik contact tracing ini dapat dikatakan merupakan salah satu teknik jitu, merujuk pada WHO (World Health Organization)saat penanganan Ebola Virus Disease di Africa juga menggunakan teknik ini dan menyatakan bahwa teknik ini efektif untuk mengendalikan penyakit menular.

Bagaimana contact tracing dilakukan ?

                Contact tracing dijalankan dimulai dari mewawancara pasien positif dan menanyakan kemana saja dan dengan siapa ia pernah kontak, jika data sudah didapatkan maka dapat dilanjutkan ke tahap investigasi. Tahap investigasi dilakukan dengan menggunakan data yang didapat dari pasien, petugas kesehatan dapat melacak dan mewawancara orang yang kontak dengan pasien, petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan pada orang-orang ini dan memberikan himbauan untuk melakukan karantina. Pada keadaaan suatu wilayah mampu melakukan test baik itu rapid test atau langsung dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) maka pada orang-orang ini akan dilakukan test. Pada beberapa kasus, orang yang kontak dengan pasien juga terjangkit COVID-19, maka dilakukan pelacakan dengan langkah yang sama lagi pada orang tersebut, sampai pada situasi dimana semua orang yang terpapar dapat keluar dari sirkulasi penularan, hal itu yang bisa menghentikan transmisi dari virus.
                Untuk memperjelas langkah-langkahnya, berikut ilustrasi contact tracing di Singapura yang sempat dimuat dalam Strait Times :

Secara umum begitulah contact tracing dilakukan, bukan proses yang mudah tapi salah satu cara yang paling jelas untuk memutus rantai penularan. 

- epidjunior  

Komentar